Metode Benefit Cost (B/C) Ratio

 

Nilai benefit yang diperkirakan akan timbul setelah LRT selesai dibangun adalah, perjalanan di Palembang jadi bebas macet, Palembang menjadi kota pertama yang memiliki LRT di Indonesia selain Jakarta yang dapat menarik pihak luar untuk berinvestasi. Waktu tempuh dari tempat satu ke tempat lainnya juga menjadi semakin singkat karena bebas dari persimpangan lampu merah, serta benefit-benefit lainnya.

Namun di sisi yang lain, pembangunan LRT juga membutuhkan pengorbanan. Misalnya saja banjir yang terjadi di jalan protokol karena sistem drainase yang terganggu oleh pembangunan, atau pengorbanan pengendara jalan karena selama pembangunan LRT terjadi kemacetan di jalan-jalan utama, dan terjadi kerugian seperti kendaraan yang terkena benda yang jatuh dari atas pembangunan LRT dan lain sebagainya.

Lalu bila memiliki sejumlah dampak pengorbanan, mengapa LRT ini masih dibangun oleh pemerintah?

Jawabannya tentu saja karena benefit adanya LRT dimasa yang akan datang diperkirakan akan lebih banyak daripada kerugian yang muncul. Apakah bisa kita menyimpulkan hal semacam ini? Tentu saja bisa, karena hal tersebut dapat dihitung secara ilmiah menggunakan salah satu alat evaluasi kelayakan investasi yang bernama Benefit Cost Ratio.

Benefit Cost Ratio

Secara teoritis, benefit Cost Ratio merupakan sebuah perbandingan antara semua nilai benefit terhadap semua nilai pengorbanan atau biaya. Secara matematis, dapat dituliskan melalui persamaan sebagai berikut :

BCR = (Present Value dari Manfaat / Present Value dari Pengorbanan atau biaya)

Nilai sekarang atau present value adalah berapa nilai uang saat ini untuk nilai tertentu di masa yang akan datang. Sebagai gambaran adalah jika anda ingin memiliki uang sebesar 100 juta tiga tahun mendatang dengan tingkat inflasi 7% per tahun, maka berapa uang yang harus anda persiapkan dari sekarang?

Dengan menggunakan rumus present value, anda akan dapat menentukan berapa uang yang harus anda tabung untuk mendapatkan uang sebesar Rp.100 juta tiga tahun ke depan.

Nilai present value ini dapat kita hitung menggunakan persamaan sebagai berikut :

PV = Fn/ ( 1 + r ) n

Dimana :

Fn = Future value ( nilai pada akhir tahun ke n )
PV = ( Nilai sekarang ( nilai pada tahun ke 0 )
r = Suku bunga
n = Jumlah Waktu ( tahun )

Sedangkan pengambilan keputusan terhadap kelayakan dapat dilihat dari nilai BCR yang ditentukan sebagai berikut :

  • Jika BCR ≥ 1, maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut lebih besar daripada pengorbanan yang dikeluarkan. Sehingga proyek tersebut dapat diterima atau layak (feasible).
  • Sebaliknya jika BCR <1 maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut lebih kecil daripada pengorbanannya atau proyek tersebut tidak layak (not feasible).

Contoh Kasus :

Sebuah klinik sedang mempertimbangkan untuk membeli beberapa peralatan medis baru dengan harga Rp.25.000.000. Dengan adanya peralatan medis tersebut diperkirakan klinik tersebut dapat melakukan penghematan sebesar Rp.500.000 per tahun dengan jangka waktu selama 5 tahun. Pada akhir tahun ke 5 peralatan tersebut memiliki nilai jual sebesar 40.000.000. Dengan tingkat pengembalian investasi sebesar 9% per tahun apakah pembelian peralatan medis akan menguntungkan bagi klinik tersebut ataukah tidak?

Perhitungan :

Melalui persamaan berikut maka akan dapat kita input nilai-nilainya menjadi :

BCR = (Present Value dari Manfaat / Present Value dari Pengorbanan atau biaya)
= (500.000 (P/A, 9%,5) + 40.000.000 (P/F,9%,5) / 25.000.000
=((500.000(3,88966) + 40.000.000(0,64993))/25.000.000
BCR =1,17

Karena nilai BCR yang dihasilkan nilainya lebih dari 1 maka investasi pembelian peralatan medis baru tersebut dianggap layak dan menguntungkan bagi klinik di masa yang akan datang. Jika demikian, maka disimpulkan bahwa klinik dapat membeli peralatan medis tersebut.

Contoh lainnya :

Sebuah perusahaan ingin merenovasi bangunan apartemen yang mereka miliki dengan profit tahunan yang mereka harapkan sebesar $100.000 selama tiga tahun ke depan. Saat ini mereka mengeluarkan dana $50.000 untuk menyewa peralatan. Jika tingkat inflasi adalah 2% maka apakah gedung tersebut layak untuk direnovasi?

Penyelesaian :

Pertama kita perhitungkan dulu nilai Present Value sebagai berikut :
= ($100,000 / (1 + 0.02)^1) + ($100,000 / (1 + 0.02)^2) + ($100,00 / (1 + 0.02)^3)
= $288,388
Sedangkan BCR = $288,388/$50,000
= 5,77

Karena nilai BCR memiliki angka 5,77 yang nilainya lebih besar dari 1 maka kegiatan perusahaan untuk merenovasi apartemen dianggap dapat memberikan keuntungan di masa yang akan datang sehingga proyek ini layak untuk dijalankan


(sumber) https://www.simulasikredit.com/

Artikel Selanjutnya Artikel Sebelumnya
Post Terkait :
Sistem Penunjang Keputusan